Seandainya Anda sedang menghadapi ulangan atau ujian Bahasa Indonesia dan menghadapi soal berikut, apa jawaban Anda?
Pilih kata penghubung yang tepat untuk kalimat berikut:
“Saya tidak suka berada di lantai atas gedung bertingkat, … saya takut ketinggian.”
a. di mana
b. karena
c. secara
d. maka
Saya yakin, seyakin-yakinnya, Anda akan memilih jawaban b. Anak SD juga tahu.
Namun pada kenyataannya, sekarang ini lebih banyak orang yang menggunakan jawaban c daripada jawaban b untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, baik dalam bahasa lisan maupun dalam tulisan. Banyak blogger yang juga menggunakan kata “secara” secara tidak tepat (kalau kata secara yang saya gunakan itu betul, khan? :p)
Saya memang termasuk rewel dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak tepat dan sering mengkritik soal hal tersebut, beberapa di antaranya saya angkat di blog ini.
Sebenarnya saya tidak alergi dengan bahasa gaul bahkan saya pun kadang-kadang menggunakannya. Tapi bagi saya, kata-kata gaul adalah kata yang boleh menggantikan kata baku tanpa mengubah artinya. Contoh yang paling mudah adalah kata “saia” yang sering menggantikan kata “saya”. Atau biar kelihatan keren, suatu kata diberi embel-embel “able”, misalnya “pipi yang cubitable” yang menunjukkan bahwa pipi itu mudah dicubit. Jelas contoh kata-kata gaul yang saya tulis tersebut tidak mengubah arti kata bakunya.
Nah, sekarang, bagaimana dengan “secara”? Apakah kata tersebut bisa menggantikan “karena”? Jelas tidak, artinya jelas-jelas berbeda. Kalau tidak percaya, buka saja kamus Bahasa Indonesia. Dan kalau itu terlalu sering digunakan, bisa berbahaya karena kesalahanan yang terjadi terus-menerus tanpa dikoreksi bisa jadi lalu dianggap suatu kebenaran.
Jadi, janganlah bangga kalau menggunakan kata “secara” sebagai pengganti “karena”. Kembalilah ke jalan yang benar dengan menggunakan kata “secara” dan “karena” secara benar.